About Us


Dua anak manusia yang dilahirkan dari dua keluarga yang berbeda, lingkungan yang berbeda, dua gaya hidup dan filosofi yang berbeda. Jika saja sebelum lahir seseorang diberikan tawaran untuk lahir menjadi orang lain, tentu dia akan memilih lahir menjadi orang yang menurut dia paling "hebat" dan paling "kuat". Tetapi  ketika itu terjadi, dia akan menjadi orang lain yang belum tentu sebahagia sekarang. Begitu juga dengan saya dan dia. Kami lahir tanpa bisa memilih menjadi siapa. Diawali tangis indah yang menggema di  ruangan yang akan diingat oleh kedua orang tua kami yang menangis bahagia. Mom and Dad, love you so much from this part.


Dua kampus inilah yang mempertemukan kami berdua, mengiringi langkah kami untuk meraih mimpi untuk menjadi pasangan suami isteri. Diawali dengan sambungan telepon aneh yang menjadikan langkah awal perkenalan kami berdua, 5 bulan berselang tanpa ada kabar berita, kami akhirnya bertemu di sebuah tempat di kampus STAN dengan motivasi yang berbeda. Rupanya hari itu menjadi awal dari sebuah komunikasi panjang yang kelak akan menjadi sebuah cerita panjang dan manis bagi kami berdua dan kelak bagi putra putri kami. 
Kejadian tersebut menjadi sebuah starting point buat hubungan kami. Di tengah2 kesibukan kami berdua, komunikasi masih terus terjalin dengan fluktuasi yang tiada dapat diduga. Akhirnya, dia kuliah di sebuah kampus yang konon katanya tempat pahlawan reformasi berada. Tempat dimana mahasiswa yang memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan kampus STAN tentunya. Tetapi hal tersebut tidak menjadi kendala. Hubungan kami terus mengalir walaupun berada di dua tempat yang relatif jauh jaraknya, well hal itu tetap membuat langkah kami saling bercengkrama dan berirama.
Beberapa tahun kemudian, Bali menjadi sebuah tempat persinggahan saya berikutnya.Tempat yang pada awalnya "mengagetkan" baik buat saya maupun dia,tetapi lilin harus menyala di tempat yang gelap agar cahaya mulai terlihat. Walaupun sekarang tempat itu menjadi salah satu tempat terindah buat saya. Tidak mudah menjalani sebuah hubungan jarak jauh yang menguras tenaga dan biaya. Seringkali muncul berbagai masalah yang membuat kami saling bertanya, saling curiga dan saling tidak percaya. Tetapi toh pada akhirnya semua itu bisa kami lewati dengan tidak sempurna. Dua tahun kemudian, D4 menjadi langkah saya berikutnya. Ya, Jakarta akan menjadi tempat saya kembali setelah sekian lama saya meninggalkannya....
 Jakarta menjadi sebuah langkah untuk mengakhiri babak yang telah kami nantikan berdua. Babak yg akan mencatat banyak keceriaan diantara selingan canda. 
Akhirnya, ijinkan kami berdua bersanding di pelaminan yang telah kami persiapkan dengan butiran kasih sayang dan cinta. Semoga langkah kami tidak akan pernah berhenti untuk saling mencintai...



0 komentar:

Posting Komentar